Gua Maria Bunda Pemersatu, Paroki Jumapolo

Gua Maria Bunda Pemersatu, Paroki Jumapolo
Gua Maria Bunda Pemersatu, Paroki Jumapolo

Menjadi Diri Sendiri

Sumber Bahan Renungan:
Mat 25:14-30 (“Perumpamaan tentang Talenta”)

“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat” (ay. 14-15)

Dari sabda Yesus tersebut, kita dapat melihat bahwa talenta adalah pemberian Tuhan, atau titipan Tuhan, yang dipercayakan kepada manusia. Dengan demikian manusia diberi kepercayaan mememiliki talenta dan ia harus memperlakukan talenta tersebut menurut kehendakNya. Ada yang diberi dalam jumlah besar, sedang dan kecil, ada yang diberi bakat menyanyi, bakat menulis, bakat bermain sepak bola, dan lain sebagainya, sesuai dengan kesanggupan manusia dalam mengembangkan anugerah talenta-talenta tersebut.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Anda, saya, kita semua dipercayakan Tuhan talenta dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing. Setelah mempercayakan talenta-talenta tersebut kepada kita, Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memperlakukan talenta itu. Kita diberi akal budi, pikiran dan kesanggupan untuk mengelola talenta tersebut.

Seperti hamba-hamba tuan dalam bacaan Injil Matius tadi, “Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya” (Ay. 16-18).

Dari tindakan para hamba itu, kita dapat melihat, seperti hamba yang mana, kita telah memperlakukan talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Apakah seperti hamba yang menerima lima dan dua talenta? Atau malahan seperti hamba yang menerima satu talenta, yang menyembunyikan satu-satunya talentanya itu, sehingga tidak membuahkan hasil?

Orang-orang yang mengembangkan talenta adalah mereka yang segera menggunakan akal budi, pikiran, tenaga dan waktu yang ada padanya untuk memperbesar dan mengembangkan anugerah yang diberikan Tuhan. Karena perumpamaan itu berkaitan dengan talenta sebagai mata uang pada zaman itu, maka tindakan mengembangkan talenta oleh penerima lima dan dua talenta digambarkan dengan menjalankan uang atau berdagang. Mereka tidak menyimpan talenta itu tetapi menjalankannya untuk memperoleh keuntungan atau laba.

Kata “segera” menggambarkan ukuran waktu, yaitu bahwa orang yang pandai mengembangkan talenta, tidak membuang-buang waktu tetapi segera bertindak. Mereka segera sadar bahwa waktu sangat penting dan menentukan. Mereka tahu bahwa tuannya akan meminta pertanggungjawaban talenta itu pada waktunya. Mereka bukan tipe manusia dengan sebutan “NATO” (No Action, Talk Only), terlalu banyak omong atau banyak pertimbangan tanpa melakukan tindakannya. Kita sudah menyaksikan bahwa banyak pelajar Indonesia, entah SMP atau SMU memperoleh medali emas dalam perlombaan pengetahuan Fisika, Biologi, atau Matematika di tingkat antar-bangsa atau tingkat internasional. Mereka benar-benar menyadari betapa bakat, pemberian Tuhan kepada mereka, harus segera dikembangkan. Akhirnya, begitu banyak laba dan keuntungan yang diperoleh baik bagi diri sendiri, keluarga maupun bagi bangsa Indonesia.

Tentang hal ini, Benjamin Franklin (1706-1790), mantan presiden Amerika Serika ke-24 mengingatkan, “Apakah Anda mencintai kehidupan? Jangan hamburkan WAKTU karena dari waktu itulah kehidupan dibuat”. Waktu itu sangat berharga bagi mereka yang mencintai kehidupan.

Saudara-saudari yang saya cintai,

Perumpamaan yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya, juga disampaikan kepada kita, agar kita semua menyadari pentingnya kesetiaan dan ke-segera-an untuk memelihara dan mengembangkan berkat atau talenta yang diberikan Tuhan kepada kita. Kesetiaan atau ke-segera-an untuk mengembangkan anugerah dari Tuhan, akan menghasilkan berkat yang lebih besar. Pada waktunya nanti, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita masing-masing atas talenta atau bakat yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Pada dasarnya Tuhan menciptakan kita dengan bekal berbagai macam talenta, karena Dia tahu kesulitan-kesulitan yang bakal kita hadapi dalam menjalani hidup ini. Maka, jika hidup sesuai rencana Tuhan, tidak akan ada alasan untuk gagal. Sayangnya, banyak di antara kita yang “tidak mau” mengembangkan talenta yang sudah kita miliki. Misalnya: dengan mudah mengatakan, ‘Saya tidak bisa’ tanpa mengupayakannya. Atau “merasa puas” dengan satu posisi atau kebisaannya, padahal masih banyak kesempatan melakukan berbagai bidang pekerjaan. Dan, masih banyak contoh lain sikap-sikap kita yang kurang berupaya meng-eksplore talenta yang Tuhan karuniakan.

Untuk memahami talenta apa saja yang kita miliki adalah: selalu melakukan pekerjaan apa pun dengan kesungguhan hati, jangan menolak pekerjaan asalkan ada yang membimbingnya. Jangan tinggal di zona nyaman agar bisa selalu kreatif. Bergaul dengan berbagai kalangan agar “dapat melihat dunia”. Setelah kita merasa jenuh atau tidak mampu melakukan hal-hal itu, itu berarti kita tidak punya
talenta di bidang itu.


Lewat perumpamaan tentang talenta tadi, Tuhan Yesus menghendaki agar iman dan setiap talenta serta kesempatan yang diberikan Tuhan, kita pelihara dan kita kembangkan sesuai dengan kesanggupan kita. Kalau kita tekun dan setia dalam talenta dan berkat yang kecil, Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal yang lebih besar. Marilah kita dengan setia dan segera mengembangkan talenta kita, entah bakat menyanyi, bermain sepak bola, mengarang, menari dan lain sebagainya, agar berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan tentu bagi bangsa dan Gereja kita! Semoga Tuhan memberi berkat dan bimbingan kepada kita dalam mengembangkan talenta.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar